
AngkaKuda - Nyeri saat berhubungan seksua cukup umum dan mengganggu pada banyak wanita. Menurut penelitian terbaru, nyaris 75 persen wanita mengalami seks yang menyakitkan di beberapa hubungan seksual yang mereka lakukan, dengan persentase yang lebih besar untuk mengalami nyeri kronis atau berkelanjutan. Meski umum, nyeri saat berhubungan seks bukanlah hal yang normal. Ada beberapa alasan serius yang bisa menyebabkan hubungan seks terasa sangat menyakitkan pada wanita,
Kurangnya pelumas bisa menjadi penyebab utama munculnya rasa sakit saat penetrasi. Saat vagina benar-benar terangsang, secara alamiah ia akan melebar dan menjadi basah, sehingga memudahkan untuk penetrasi.
Jika wanita tak benar benar terangsang saat penetrasi bisa menyebabkan rasa tak nyaman dan bahkan rasa sakit yang luar biasa. Keringnya vagina bisa menyebabkan robek, abrasi, dan bahkan infeksi vagina. Kamu bisa menggunakan pelumas dan jangan lupa lakukan foreplay dan tak perlu terburu-buru melakukan penetrasi.
2. Ada infeksi menular seksual
80 persen pengidap infeksi menular seksual tidak merasakan gejala, namun apabila kamu merasakan serangkaian rasa sakit saat seks, pendarahan, rasa terbakar, cairan abnormal, atau kombinasi gejala tersebut bisa jadi kamu mengalami infeksi menular seksual yang belum terdiagnosis.
Misal seperti HPV, klamidia, gonorea dapat disertai rasa nyeri saat penetrasi, sebaiknya segera jalani screening.
3. Serviks jadi sensitif atau ada tumor
Serviks merupakan gerbang antara liang vagina dengan rahim. Lubang serviks dapat rentan terhadap kesensitifan. Penetraasi yang terlalu dalam atau seks yang cukup kasar bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan pendarahan di serviks.
Kasus ini cukup aman, namun bisa juga menunjukkan adanya masalah servikas lainnya, jika Anda khawatir, maka bisa segera periksakan ke dokter kandungan terdekat untuk mengecek apakah ada infeksi HPV, inflamasi serviks atau polip di serviks.
4. Gangguan nyeri kronis
Jika Anda mengalami nyeri mendadak dan terus terasa, kemungkinan besar kamu mengalami nyeri kronis yang disebabkan oleh endomteriosis, vulvodynia kronis atau kejang otot pelvis, misalnya. Cukup sulit untuk bisa menebak nyeri mendadak dan nyeri kronis karena nyaris mirip.
Nyeri ini bisa disebabkan oleh trauma di masa lalu yang termanifes secara fisik atau bisa terkait dengan deperesi dan stres lingkungan. Terlebiih lagi, nyeri mendadak bisa menjadi nyeri kronis, dan bisa kambuh kembali.
5. Faktor psikologis
Nyeri vagina dan faktor psikologis sangat berkaitan, banyak kondisi vagina misalnya vaginismus dan vulvodynia didasari oleh lingkaran psikologis yang dan juga tubuh fisik. Sehingga maka kondisi ini kerap ditemukan pada orang yang tak punya masalah dengan vulva ataupun vaginanya.
Trauma dan nyeri bisa kita simpan di dalam vagina dan tubuh kita, memberinya ruang untuk bermanifes secara fisik entah dari mana. Respon nyeri fisik ada kaitannya dengan sistem saraf autonomus, membuat kita berpikir "Tubuhku sakit" padahal tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar