Yang menarik, bukan hanya pelaksanaan pilketos serentak merupakan yang pertama di Indonesia, tapi sistem pemungutan suara pesta demokrasi siswa ini ternyata menerapkan voting elektronik alias e-voting. Ini membuat pilketos di Sulsel selangkah lebih maju dibandingkan pilkada, pileg maupun pilpres lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Irman Yasin Limpo, mengharapkan inovasi yang diklaimnya pertama di Indonesia bisa menjadi percontohan yang baik dalam sistem pemilihan ketua OSIS. Saat ini, pihaknya sedang mempersiapkan seluruh tahapan pilketos yang akan digelar pada 19 September mendatang.
None, sapaan akrabnya, menyampaikan pihaknya memilih penerapan sistem e-voting karena memiliki banyak keunggulan. Pilketos dengan sistem seperti ini diiharapkan memberikan pembelajaran bahwa demokrasi harus lebih murah, efektif. Waktu belajar mengajar pun tidak tersita selama pelaksanan pilketos
“Dalam satu hari, tidak cukup 12 jam, kita akan melahirkan ketua OSIS yang baru secara serentak. Dan pada akhirnya masa jabatan ketua OSIS se-Sulsel akan sama waktunya," ujar None, kepada SINDOnews.
Diharapkan dia, pemanfaatan sistem digital dan media sosial juga akan hadir dalam pelaksanaannya, khususnya saat calon ketua OSIS melalukan kampanye. “Konten-konten kreatif akan lahir di kampanye pilketos ini. Konten-konten yang baik berdasarkan kemampuan dan kebutuhan anak-anak akan lahir di sini."
"Pemakaian sumber daya digital, media sosial yang positif akan diberdayakan pada pemilihan ketua OSIS ini," sambung None.
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Sulsel, Sabri, menuturkan pelaksanaan pilketos sebenarnya mencontoh pelaksanaan proses pemilihan kepala daerah (pilkada). Namun, pilketos sedikit lebih maju karena sudah menerapkan sistem e-voting.
Dinas Pendidikan Sulsel bahkan sudah mengeluarkan surat edaran ke tiap sekolah agar segera memulai melakukan persiapan dan sosialisasi. "Sementara ini kita sudah sosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk lakukan persiapan," ucapnya.
Dilanjutkan Sabri, Dinas Pendidikan Sulsel saat ini juga tengah membangun kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi negeri di Sulsel atas pelaksanaan ini. Pasalnya, pilketos digelar sebagai bagian adanya jalur bebas tes ke perguruan tinggi khusus ketua OSIS.
“Sekarang ini kita lagi ada penandatanganan kerjasama atau MoU dengan UIN Alauddin Makassar. Nanti menyusul perguruan tinggi lain, seperti Unhas dan UNM. Jadi nanti yang terpilih ketua OSIS di-cover perguruan tinggi agar ada peluangnya masuk di universitas. Kan ada jalur bebas tes bagi ketua OSIS itu," paparnya.
Dinas Pendidikan Sulsel menggelar pilketos tahun ajaran 2019/2020 ini sebagai bagian pembelajaran sistem demokrasi kepada siswa. Bahkan dalam pelaksanaannya, juga akan dibentuk panitia penyelenggara Pilketos, seperti KPU yang diambil dari unsur siswa melalui musyawarah majelis perwakilas kelas (MPK).
“Bahkan adapula Bawaslu-nya. Yang dipilih dari unsur siswa MPK dan unsur pendidik. Jadi betul-betul jalan sistem demokrasi di sekolah. Tapi pemilihannya melalui sistem e-voting," tambah Sabri. Selain itu akan dibentuk pula komisi penyelesaian sengketa (KPS) pilketos dari unsir pendidik.
Berdasarkan petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan pilketos, masa pencalonan ketua OSIS dimulai pada 28-29 Agustus mendatang. Para calon ketua OSIS juga akan diberikan kesempatan memaparkan visi misi dan debat yang dilaksanakan di sekolah masing-masing.
Selanjutnya, pemungutan suara e-voting baru dilaksanakan 19 September mendatang. "Nanti mereka ketua OSIS yang terpilih ini, akan dilantik dan di-SK-kan Gubernur Sulsel," tukas Sabri. Berdasarkan juknis, pelantikan ketua OSIS terpilih dijadwalkan pada 30 September 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar